Saturday, June 2, 2012

INTERVIEW: Wawancara saya bersama Jay (vocal) dan Aryo (drums) dari DEADLY WEAPON (Yogyakarta, Indonesia grindcore) (Bahasa Indonesian)


Oki DEATH VOMIT, friend, Jay DEADLY WEAPON (putih kaus), Agung DETRITIVOR, Aryo DEADLY WEAPON, Dimex DETRITIVOR, Yogyakarta, 13 Oktober 2011
Wawancara saya bersama Jay (vocal) dan Aryo (drums) dari DEADLY WEAPON (Yogyakarta, Indonesia grindcore)

Oleh Dr Kieran James (University of Southern Queensland)

Wawancara pribadi di: rumah makan di belakang studio Avila, Yogyakarta, 13 Oktober 2011

Penerjemah oleh Oki dari DEATH VOMIT

DEADLY WEAPON adalah: Jay (vocal), Aryo (drums), Made (Guitar), dan Ndandul (Bass).

Kieran (BUSUK) & Jogja Corpse Grinder community

Kieran James: Hi Jay dan Aryo, terima kasih telah bersedia untuk melakukan wawancara dengan saya untuk proses buku Indonesian death-metal. Pertama-tama bisakah kamu menceritakan tentang formasi dan sejarah dari band?

Jay DEADLY WEAPON: Sebenarnya kita terbentuk pada tahun 2009 tapi personil yang masih bertahan hingga sekarang dari formasi pertama hanya Aryo. Ketiga orang lainnya baru. Kita memainkan musik death-metal [awalnya] lalu kita membuat bentukan baru sekitar Juni 2011 dengan tiga personil baru [dan] dengan konsep yang baru. Dari death-metal kita rubah menjadi grindcore.

KJ: Ah, pasti kamu tau pertanyaan apa yang akan saya tanyakan selanjutnya (ini pekerjaan mudah): kenapa kamu berubah menjadi grindcore?

Jay: saya tidak tau. Mungkin karena kita semua menyukai grindcore. Kita banyak mengubah musik kita.

KJ: dimana saja kalian pernah bermain?

Jay: Banyak tempat di Yogya, [dan] dua minggu yang lalu kita pergi ke Jakarta.

KJ: Apa yang menjadi pengaruh utama untuk gaya grindcore kalian?

Jay: Dari Sweden ROTTEN SOUND, gaya Swedish [KJ: sebenarnya band ini berasal dari Finlandia]. Mereka berbeda dari NAPALM DEATH, sedikit lebih bebeda.

KJ: apakah ada dari death-metal yang mempengaruhi?

Aryo: MISERY INDEX [Baltimore, MD, USA].

KJ: berapa usia kamu?

Jay: 23.

Aryo: 24.

KJ: hal baik apa yang ada di scene Yogya?

Aryo: saya rasa scene Yogya perkembangannya cepat karena disini ada banyak komunitas seperti di scene metal kita punya Jogjakarta Corpse Grinder.

KJ: apakah kamu merasa bahwa kamu bagian dari scene death-metal?

Jay: hanya sedikit.

KJ: masalah apa yang ada di scene Yogya?

Jay [penerjemah untuk jawaban ini oleh OKI]: menurut saya pribadi,kita hanya sedikit lebih terbagi, jadi ketika band hardcore bermain dalam scene metal atau band metal bermain dalam scene hardcore, orang-orang hardcore tidak terlalu antusias pada death-metal dan orang-orang death-metal pada hardcore tidak terlalu antusias. Tapi kita tetap saling menghargai.

KJ: kenapa orang Indo sangat menyukai musik death-metal?

Jay: saya tidak tau bagaimana menjawabnya [tertawa].

KJ: kenapa kamu suka memainkan grindcore?

Jay: hanya karena kita menyukai dan mencintainya.

Aryo: sebenarnya kita tidak memilih grindcore; grindcore memilih kita untuk memainkannya.

KJ: lirik seperti apa yang kamu nyanyikan?

Jay: sedikit tentang politik, paling banyak tentang kehidupan social, seperti itu...

KJ: politik yang seperti apa?

Jay: politik Indonesia. Kita punya lagu yang berjudul “Corrupted” dan itu menjelaskan situasi politik di Indo.

KJ: apakah lirik yang kamu mainkan berbeda ketika kamu terakhir memainkan death-metal?

Jay: lirik kita tentang gore ketika kita memainkan death-metal.

KJ: apakah kamu menulis lirik?

Jay: Ya, semuanya.

KJ: apa pendapat keluargamu tentang kamu yang memainkan musik grindcore?

Jay: mereka mendukung saya. Keluarga kita masing-masing memberi dukungan.

KJ: OK, jika seseorang (bukan saya) berkata “kamu orang Indonesia mengapa memainkan musik barat?” apa yang akan kamu jawab?

Jay: ini pertanyaan sulit [tertawa]. Saya benar-benar tidak tau bagaimana menjawabnya.

KJ: apa tujuan utama atau rencana yang kalian punya untuk band?

Jay: Mungkin tujuan utama membuat grindcore lebih diterima oleh orang-orang seperti halnya hardcore dan death-metal [yang diterima oleh orang-orang]. Hanya ada beberapa band grindcore yang saya ketahui dibandingkan band hardcore dan metal. Tujuan utama kita membuat grindcore lebih diterima.

KJ: adakah lagu yang sudah kalian rekam?

Jay: kita sudah punya enam lagu. Kita punya rencana untuk membuat album, mungkin dalam akhir tahun ini [2011] atau awal tahun depan. Kita masih belum tau judulnya.

KJ: adakah Negara atau tempat yang ingin kalian datangi untuk bermain?

Aryo: Czechoslovakia, rumah untuk grindcore. [KJ: pada 1 January 1993 negara tersebut terpecah menjadi Czech Republic dan Slovakia.]

Jay: Mungkin Jepang, mungkin.

KJ: pertanyaan terakhir: Ada pesan untung penggemar DEADLY WEAPON?

Jay: Stay grind!

Aryo: Keep support!

KJ: Terimakasih banyak dan juga terima kasih Oki.

[KJ: Wawancara ini menunjukan personil DEADLY WEAPON awalnya malu-malu tapi kemudian mereka memberikan jawaban yang sangat detil. Tampaknya mereka sangat nyaman pada proses wawancara karena mereka tetap tinggal dirumah makan untuk wawancara dengan DETRITIVOR, GENITAL CAVITY, dan  CRANIAL INCISORED. Terutama Jay yang membantu memberikan beberapa komen extra untuk wawancara selanjutnya. Wawancara GENITAL CAVITY dan CRANIAL INCISORED telah di publikasi pada situs ini.]

Oki (DEATH VOMIT), Kieran (BUSUK), Corna (DEVO MANAGER), Yogya, 13 Okt 11
Corna, Corna's sister, Oki (DEATH VOMIT), Roy Agus (DEATH VOMIT), 12 Okt 2011


No comments:

Post a Comment