Rizky VENOMED & Oki Haribowo DEATH VOMIT, Avila studio, Yogyakarta, 12 Oktober 2011 |
"Satu Malam di Yogya": wawancara saya bersama Rizky dari VENOMED (Yogya slamming death)
Wawancara saya bersama Rizky dari VENOMED (Yogyakarta, Indonesia slamming death-metal)
“Saya bukan dari Yogya; saya dari Kalimantan, Borneo. Pada tahun 1994 saya mendengar musik DEATH VOMIT dan saya ingin bertemu dengan mereka. Saya terdaftar di salah satu perguruan tinggi di Yogya agar saya bisa bertemu dengan DEATH VOMIT dan saya terkejut Roy [Agus] menjadi drummer kita juga”– Rizky dari VENOMED
Oleh Dr Kieran James (University of Southern Queensland)
wawancara pribadi di: Yogyakarta, 12 Oktober 2011
penerjemah dan komentar extra oleh Oki dari DEATH VOMIT
Kieran James: Hi Rizky, terima kasih telah bersedia melakukan wawancara untuk buku saya Indonesian death-metal. Pertama-tama bisakah kamu menceritakan tentang formasi dan sejarah dari band?
Rizky: pada 2008 band ini terbentuk dengan empat orang – Rizky (guitar), Benny (vocals), Oyen (bass) dan Didi (drums). Formasi terbaru yaitu: Rizky (guitar), Pandu (vocals), Roy (drums), dan Roby (bass). dengan formasi terbaru tahun 2008 kami menyelesaikan tiga lagu dalam demo. Di tahun yang sama kita mempunyai sebuah split [album] dengan DEVIATED SANITY [Germany], SPLATTERED ORGASM [Thailand], and MOONFROG [Slovakia].
[KJ: sebenarnya split album Unleashing the Seed of Parricide telah dikeluarkan pada Januari 2010 oleh label METAL GUEST. VENOMED mengkontribusikan tiga lagu pertama mereka: 1. “Rotting the Fetuses”, 2. “Suicide” (BRUTAL CORPSE cover), 3. “Worm in Throat”.]
Rizky: pada akhir tahun kita akan menyelesaikan album pertama kita seperti DEATH VOMIT [KJ: maksudnya DV akan menyelesaikan album terbaru mereka pada akhir tahun 2011].
KJ: apa tujuan utamamu untuk band ini?
Rizky: tujuan utamanya adalah untuk membuat album terus-menerus. Kami bermain death-metal karena kita mencintai death-metal, kita tidak perduli pada ketenaran. Kami ingin orang-orang tau kepada musik kami dan bisa bermain di Negara lain.
Oki DEATH VOMIT: mereka mencoba hidup dengan musik ini. Itu tidak mungkin tapi tidak ada yang tidak mungkin bukan?
Rizky: saya mencoba hidup dalam lingkaran yang sama [dari scene musik metal]. Saya memiliki toko musik.
[Rizky, jika kamu masih memiliki kaos tur OBITUARY ukuran XL di toko kamu tolong sisakan untuk saya! – KJ]
KJ: selama ini dimana saja kalian pernah bermain?
Rizky: Bali, Sumatra, Bandung, pulau Kalimantan, dan hampir setiap kota di pulau Jawa.
KJ: dimanakah kamu mendapatkan penonton yang paling banyak?
Rizky: Bandung Death Fest 4 (2009).
KJ: bagaimana menurut kamu scene death-metal di Yogya?
Rizky: opini saya: tentu saja tidak seperti kamu memainkan MORBID ANGEL atau ENTOMBED, kamu harus memainkan dengan gayamu sendiri, itu alasan mengapa scene ini berbeda deangan kota-kota yang lain.
KJ: masalah apa yang terjadi disini dalam memainkan musik death-metal?
Rizky: sangat sulit memainkan death-metal di Yogya karena sulitnya mendapatkan acara. Hampir semua pemain death-metal masih belajar di perguruan tinggi. Jika sebuah universitas merayakan hari jadinya mereka akan membuat acara musik pop [atau] musik reggae. Sulit untuk death-metal bermain di acara tersebut. Jika kita ingin orang-orang mengetahui musik kita, kita harus membuat acara untuk kita sendiri. Kita tidak bisa tergantung kepada orang lain, kita harus melakukannya sendiri.
KJ: apakah DEATH VOMIT membantu band lain di Yogya?
Rizky: Saya bukan dari Yogya; saya dari Kalimantan, Borneo. Pada tahun 1994 saya mendengar musik DEATH VOMIT dan saya ingin bertemu dengan mereka. Saya terdaftar di salah satu perguruan tinggi di Yogya agar saya bisa bertemu dengan DEATH VOMIT dan saya terkejut Roy [Agus] menjadi drummer kita juga.
KJ: apakah kamu pernah ingin pergi ke Bandung untuk bergabung bersama scene disana?
Rizky: Tidak, ada sesuatu yang berbeda di Yogya tapi saya tetap menghargai Bandung. Saya akrab dengan orang-orang di scene Bandung. Scene di Yogya sangat berbeda, orang-orang tua di Yogya tidak membuat metal seperti “kamu harus seperti ini atau seperti itu”. Itu mengapa saya mencintai Yogya.
[KJ: orang tua? Orang tua? Saya pikir yang dimaksud Rizky dengan orang tua adalah yang berumur diatas 30 tahun!]
KJ: adakah pesan untuk penggemar baik yang muda atau yang tua?
Rizky: pesan untuk penggemar adalah: “nantikan VENOMED dan Jogja Corpse Grinder, kita akan memberikan sesuatu yang berbeda dari band-band yang lain”.
KJ: kita lupa bagian ini pada wawancara DEATH VOMIT yang kita lakukan malam sebelumnya jadi, Oki, pesan untuk penggemar DEATH VOMIT?
Oki: “saya harap penggemar akan menikmati agresifitas pada album baru kami!”
KJ: Ah, kamu tau Inggris adalah bahasa yang sulit, bentuk kata benda dari “aggressive” adalah “aggression” tapi yeah “aggressivity” terdengar lebih keren!
Oki: Ya, bahasa inggris jebakan.
[KJ: wawancara berakhir disini. Sekarang pukul 11 malam pada hari rabu 12 Oktober 2011 dan kita meninggalkan rumah makan dibelakang studio Avila dan masuk kedalam ruangan studio rekaman yang benar-benar terkenal di Avila dimana Oki bermain untuk Rizky dan saya, lagu terbaru dari DEATH VOMIT.]
Band contact: “Rizky Venomed” di FaceBook
[Translation oleh Popo, vokalis DEMONS DAMN.]
No comments:
Post a Comment