Wednesday, February 1, 2012

INTERVIEW: interview saya bersama Agung (vocalist) and Dimex (guitar) dari DETRITIVOR (Yogya death-metal)

Komunitas Jogja Corpse Grinder  (dari kiri ke kanan): Agung DETRITIVOR, Aryo DEADLY WEAPON, Dimex DETRITIVOR,  Adin GENITAL CAVITY, Obet CRANIAL INCISORED, gambar diambil di restauran dibelakang studio recording Avila yang terkenal di Yogyakarta (dimana DEVO merekam materi albumnya yang berjudul The Prophecy), 13 Oct 2011
interview saya bersama Agung (vocalist) and Dimex (guitar) dari DETRITIVOR (Yogyakarta, Indonesia brutal death-metal)

“kami memilih untuk memainkan aggressive death-metal karena kami ingin memainkan yang berbeda. Dalam Komunitas Jogja Corpse Grinder, sangat berfariatif musik yang dimainkan karena itu kita ingin memainkan sesuatu yang berbeda. Kami ingin musik kita sangat berwarna tetapi masih dalam konsep death-metal” – Dimex DETRITIVOR.

oleh Dr Kieran James (University of Southern Queensland)

Wawancara: 13 October 2011 di restauran sebelah studio recording Avila, Yogyakarta

Extra dan penterjemah: Oki, pemain bass band DEATH VOMIT.

DETRITIVOR is: Agung (vocals), Prima (bass), Dimex (guitar), dan Anto (drums)

Kieran James: terima kasih telah bersedia melakukan interview untuk buku saya Indo death-metal. Oki akan membantu kamu untuk menterjemahkan.

KJ: pertanyaan pertama adalah: jenis musik seperti apa yang kamu mainkan?

Dimex: Aggressive death-metal.

KJ: ceritakan tentang sejarah dari band...

Dimex: (ini adalah jawaban terjemahan oleh Oki DEATH VOMIT): Band ini terbentuk pada pertengahan tahun 2009 dengan formasi asli. Hanya ada dua formasi.

kami memilih untuk memainkan aggressive death-metal karena kami ingin memainkan yang berbeda. Dalam Jogja Corpse Grinder [komunitas], musik yang dimainkan sangat berfariatif begitu pun [juga] kami ingin memainkan sesuatu yang berbeda. Kami ingin musik kita berwarna tetapi masih dalam konsep death-metal

KJ: apakah kalian mempunyai album yang telah dikeluarkan?

Dimex: kami mempunyai demo, tiga lagu dan Intro.

KJ: Seperti apa tanggapan dari komunitas dan penggemar disini terhadap demo kalian?

Dimex: kami hanya membuat beberapa salinan jadi demo kita tidak disebarkan tapi tersebar] di Bali dan Jakarta. Kita di wawancarai oleh majalah webzine [“Dapur letters”] dan tanggapannya bagus.

KJ: apa yang mempengaruhi musik kalian?

Dimex: SOLSTICE, SUFFOCATION [USA], SLAYER [USA], MALEVOLENT CREATION [USA].

Agung: KATAKLYSM [CANADA], VADER [POLAND], DYING FETUS [USA].

KJ: apa tujuan utama yang ingin kamu capai dan rencana untuk band?

Dimex: untuk mengeluarkan album dan menyebarkan gaya Jogja death-metal dan musiknya.

KJ: hal baik apa yang ada di scene Jogja? Sejauh ini saya merasa nyaman berkeliling bersama Oki dan Sofyan dan mendatangi toko-toko musik dan studio Avila disini. Kamu tau hari ini adalah hari yang menyenangkan dapat mengambil foto bersama DEVO didepan monument yang terkenal disini di Jogja yang terdapat dalam the Flames of Hate DVD.

Dimex: ada banyak gaya berbeda dari musik death-metal [disini].

KJ: apa yang menjadi masalah utama memainkan musik death-metal di Jogja?

Dimex: Media, Koran, Majalah, perhatian mereka pada death-metal sangat kurang atau bahkan mungkin mereka tidak mau tau. Media lebih memperhatikan kota-kota besar seperti Jakarta, seperti Bandung...

KJ: OK, kamu tau Bandung adalah salah satu scene yang besar. Pernahkah kamu berpikir untuk pindah ke Bandung untuk bersama dengan scene disana seperti CANNIBAL CORPSE yang pindah dari Buffalo ke Florida untuk menjadi bagian scene Florida?

Dimex: [Tidak] karena kita lahir disini. Kompetisi antara band disini baik dan sehat.

KJ: apa pendapat kamu tentang band-band Bandung?

Dimex: bagus tapi hampir semua band mempunyai gaya yang sama.

KJ: apa pendapat keluargamu tentang musik death-metal yang kamu mainkan?

Dimex: orang tua saya berpendapat tidak masalah [Dimex berumur 26 dan Agung 19] tetapi [selama] kita menyelesaikan pendidikan kita.

KJ: jurusan apa yang kamu ambil di perguruan tinggi?

Dimex: I.T.

Agung: tehnik mesin.

KJ: lirik kamu bercerita tentang apa?

Dimex: tentang Nazi dan Hitler, politik. Lirik-lirik pada album baru akan bercerita tentang kejahatan Nazi dan Hitler.

Oki DEATH VOMIT: mereka memasang lambang swastika pada demonya.

KJ: kenapa kamu suka memainkan death-metal?

Dimex: kenapa kamu memilih untuk meneliti death-metal?

[KJ: saya memberikan jawaban kepada Dimex atas pertanyaannya yang sangat bagus tapi saya tidak menuliskannya disini. Tanya saya bila kamu ingin mengetahui jawabannya.]

KJ: kenapa kamu berpikir death-metal sangat kuat di Indo?

Dimex: kita bermain death-metal; ini seperti seleksi alam. Untuk bermain death-metal ideologynya adalah “yang lemah akan kalah, yang kuat akan bertahan”, intinya seperti itu.

[KJ: dalam hal ini chorus “Master of Puppets” terlintas dalam pikiran saya. Pengertian bagian chorusnya sama seperti yang Dimex katakan: “yang lemah akan kalah, yang kuat akan bertahan”.]

KJ: apa pendapat orang muslim garis keras disini tentang death-metal?

[KJ: saya mempertanyakan hal ini karena buku saya menceritakan tentang sosiologi scene death-metal di Indo tidak hanya tentang musiknya saja.]

Dimex: ada komunitas Muslim yang bernama FPI. Saya dengar FPI akan melawan pergerakan musik metal karena lirik-liriknya. FPI berpikir kalau semua pemain death-metal adalah pengikut setan.

KJ: apakah ada yang berkomentar kepada kamu tentang kaos metal yang gore?

Dimex: sampai hari ini komentarnya baik-baik saja.

KJ: apakah DEATH VOMIT membantu band-band muda disini dan bantuan apa yang mereka berikan?

Dimex: DEVO mendukung band-band muda dan memberikan motivasi untuk melakukan yang terbaik dikemudian hari.

KJ: apa pendapatmu tentang JASAD menyanyikan tentang budaya Sunda dan mengajarkan orang-orang yang lebih muda tentang kebudayaan?

Dimex: itu bagus, tidak ada patokan khusus yang harus dan yang tidah boleh dalam death-metal. Itu bagus selama mereka tidak mengganggu saya. Contohnya seperti, jika death-metal dikombinasikan dengan musik budaya jawa itu baik-baik saja selama mereka tidak mengusik musik saya.

[wawancara berakhir disini. Terima kasih banyak untuk Agung dan Dimex]

[Translation oleh Popo vokalis DEMONS DAMN]

No comments:

Post a Comment