Monster itu akhirnya bangkit lagi dari kedalaman enam kaki dan waktu yang benar-benar cukup lama 11 tahun tidak terdengar lagi gaung mereka di kancah musik bawah tanah ini....yah mereka adalah The Legend Band from Jakarta yaitu GRAUSIG. Namun pada tahun 2011 lalu band yang memainkan old school brutal death metal ini tampil pertama kalinya di depan para metalheads pada acara charity terhadap Bobby (Mantan bass player - era mini album / Ep 'Feed The Flesh To The Beast' 1996.
Sebelum band ini vakum cukup lama, yang mana mereka sempat memuntahkan 2 buah mahakarya yaitu Mini Album / Ep 'Feed The Flesh To The Beast' yang dirilis tahun 1994 oleh Graveyard Productions (Surabaya-Indonesia) dan dirilis ulang tahun 1998 oleh Colours Productions (Jakarta-Indonesia)......yang mana Mini Album/Ep ini berisikan 5 lagu dalam format kaset. Dan kemudian pada tahun 1999 Grausig berhasil memuntahkan Full Length Album yang diberi title 'Abandon, Forgotten And Rotting Alone' yang dirilis oleh label Independen / Aquarius Musikindo. Full length album ini berisikan 8 lagu yang dikemas dalam format kaset. Pada tahun ini mereka akan segera memuntahkan The New Ep 'In The Name Of All Who Suffered And Die'....yang berisikan 5 lagu yang akan merusak gendang telinga kalian semua. Mini album ini bisa dikatakan sebagai pemanasan sebelum mereka merilis Full Length Album. Yang jelas kita semua sudah tidak akan bisa menunggu begitu lama untuk gebrakan dari The Legend band ini nantinya.
Pada kesempatan kali ini, mereka juga telah meluangkan waktunya untuk menjawab beberapa pertanyaan dari Busuk Webzine. Silahkan kalian simak wawancara kami dengan GRAUSIG.
Popo :
Hello bro….apa kabar? Terima kasih banyak atas waktunya untuk melakukan
wawancara dengan Busuk Webzine. Kieran James (Australia) John Yoedi
(Balikpapan) dan Saya share di blog ini. Suatu kehormatan bagi kami bisa
melakukan wawancara dengan the legend band ‘GRAUSIG’. Baiklah, kesibukan apa
saja yang kalian lakukan di base camp GRAUSIG saat ini?
Grausig: Hello there too, we all in sickness time to answer this your following
questions, maaf banget baru jawab interviewnya sekarang kesibukan GrausiG
sekarang sedang mempersiapkan materi baru untuk Full Album (LP) selanjutnya
yang awal tahun 2014 nanti akan dirilis.
Popo :
Tidak lama lagi The New EP ‘In The Name Of All Who Suffered And
Died’ akan
segera dirilis bulan Juni 2013. Dan saya yakin kalian begitu antusias dengan
akan segera dirilisnya New EP ini. Dan tidak sabar untuk mengetahui good
response dan bad response dari para metalheads serta dari beberapa media zine?
Grausig: Yeaaaah actually............ga terlalu antusias buat kami buat
kami jelang rilis Ep "In The Name Of All Who Suffered and Died",
dalam Ep ini menurut kami hanya sebagai kewajiban sebagai sebuah band untuk
merilis album sebagai bentuk representasi terhadap karya-karya yang dihasilkan.
Ep ini hanya sebagai semacam"announcment"dari kami bahwa inilah
GrausiG, banyak metalhead Indonesia pada khususnya era thn 2000 s/d sekarang
yang tidak tau seperti apa, dan apa GrausiG?
Popo :
Bisa diceritakan sedikit nggak berapa lama process recording nya? Dan butuh
waktu berapa lama untuk mengerjakannya dan apakah semua berjalan sesuai dengan
yang kalian harapkan?
Grausig: Proses recording memakan waktu sekitar 2(dua) bulan karena
proses recording lebih ke soal teknis, contohnya untuk 2 album sebelumnya :
Feed The Flesh To The Beast-Ep.1996 dan Abandon, Forgotten & Rotting
Alone-Lp.1999 kami melakukan proses rekaman dengan Full Analog menggunakan Pita
Master 2 inch, sedangkan untuk Ep "In The Name Of All Who Suffered And
Died" ini kami melakukannnya dengan menggabungkan teknologi keduanya yaitu
: DigiLog (Digital-Analog) semua track drum di Ep ini direkam tetap menggunakan
metode Analog untuk tetap mempertahankan Ambience dari Drum-set itu sendiri
sisanya track Vocal+Backing Vocal, Guitar dan Bass direkam dengan metode
Digital dan di mixing juga dengan metode Digital, sejauh ini hasilnya cukup
dapat mewakili semua keinginan kami walaupun masih terdapat kekurangan, beda
metode masing-masing mempunyai keunggulan dan kekurangan yang berbeda tentunya.
Popo :
Bagaimana cara kalian membandingkan The New EP ‘In The Name Of All Who Suffered
And Died’ dengan rilisan kalian sebelumnya? Dimana ‘the main different’ nya
serta persamaan untuk album sebelumnya?
Grausig: Ep In The Name Of All Who Suffered and Died memuat 5 (lima) buah
lagu plus 1 (satu) intro, kelima buah lagu tersebut masing-masing terdiri dari 4 (empat) lagu lama yang di aransement+direkam ulang serta 1(satu) lagu baru yang sebenarnya tidak dimasukan di album sebelumnya dan baru sempat direkam sekarang. Keempat lagu lama tsb adalah :
lagu plus 1 (satu) intro, kelima buah lagu tersebut masing-masing terdiri dari 4 (empat) lagu lama yang di aransement+direkam ulang serta 1(satu) lagu baru yang sebenarnya tidak dimasukan di album sebelumnya dan baru sempat direkam sekarang. Keempat lagu lama tsb adalah :
Curse Of Satan, Doomsday dari Ep. Feed The Flesh To The Beast
1996 - Awakened From Isolated Vortex Congregation dan Fathers Of The Flesh dari
Lp. Abandon, Forgotten & Rotting Alone 1999
serta lagu baru: Delusion Of Subsequent Enslavement,
perbedaannya yang mendasar dari kualitas rekaman yang menurut kami
lebih"nendang"dan tempo yang lebih "tight"dibanding 2 album
sebelumnya.
Popo:
Hampir lupa ni…..bisa nggak kalian perkenalkan current line up dari GRAUSIG
saat ini?
Grausig: Current line up was:
James - Vocals
Budi Ridwin - Guitar+Backing Vocals
Ewin - Bass+backing Vocals
Denny – Drums
Popo :
Band kalian terbentuk cukup lama yaitu sekitar tahun 1989. Dan telah menghasilkan
satu EP ‘Feed the flesh to the Beast’ di tahun 1994 dan satu full length album
‘Abandoned, Forgotten and Rotting Alone di tahun 1999. Dan saat ini kalian akan
segera mengeluarkan New Ep ‘In The Name Of All Who Suffered And Died’ yang akan
dirilis Juni 2013. Waktu yang sungguh cukup lama dari sejak keluarnya full
length album di tahun 1999. Apa saja yang kalian lakukan pada saat itu? Apakah
band ini vakum, karena masing-masing personil memiliki kesibukkan kerja atau
hal lainnya?
Grausig: GrausiG vakum sekitar 11 (sebelas) tahun lamanya karena
kesibukan masing-masing personil serta terjadinya pergantian personil itu
sendiri sampai menemukan formasi sekarang yang merupakan formasi tersolid dari
yang pernah ada sebelumnya. Sejak tahun 2005 sudah ada rencana untuk
menggerakan kembali GrausiG tapi baru terlaksana di tahun 2011 ketika Bassist
Era Ep " Feed The Flesh......................." Bobby Wafat
sebagai bentuk penghormatan terhadap dia.
Popo :
Saya tahu kalian semua adalah merupakan highly impressive musicians. Dan
tentunya masing-masing personil memiliki influence tersendiri serta tidaklah
mudah untuk menggabungkannya ke dalam sebuah band. Bagaimana cara kalian untuk
melakukan semua ini agar mendapatkan satu konsep music yang mutlak?
Grausig: Kami GrausiG berisi 4 (empat) personil dengan 4 (empat) kepala
yang berbeda biasanya kami melakukan workshop sebelum penggarapan lagu dan itu
dilakukan di luar jadwal latihan di studio.
Popo :
Dan bagaimana kalian mendiskripsikan instruments sound pada GRAUSIG serta
typical vocals yang bagaimana yang kalian sukai ?
Grausig: Kami ga pernah terlalu signifikan untuk menyukai salah satu type
sound+vokal yang kami sukai masing-masing, itu lebih ke tanggung jawab personal masing-masing soal sound intrument yang dihasilkan maupun karakter vokal yang dihasilkan yang membentuk satu kesatuan karakter yaitu GrausiG sounds.
sound+vokal yang kami sukai masing-masing, itu lebih ke tanggung jawab personal masing-masing soal sound intrument yang dihasilkan maupun karakter vokal yang dihasilkan yang membentuk satu kesatuan karakter yaitu GrausiG sounds.
Popo :
Apakah konsep musik yang kalian mainkan masih tetap sama atau ada sedikit
perubahan ?
Grausig: Untuk konsep kami tetap memainkan konsep Death Metal yang sama
terserah orang bilang Old/New Skool dengan sentuhan sound yang lebih Low dari
sebelumnya.
Popo :
Kebanyakan tema lirik dari death metal menceritakan tentang anti religion,
occultism, mysticism, Satanism, mutilation, torture, rape dan sebagainya.
Apakah kalian menulis tema lirik seperti yang saya katakan sebelumnya atau? Dan
siapa yang bertanggung jawab dalam hal penulisan lirik dan siapa yang membuat
konsep musik di GRAUSIG?
Grausig: Ya dari dulu s/d sekarang tema kami was all about the
Blasphemycal things, James (vocal) yang membuat semua lyrics tsb.
Popo :
Saya sangat senang melihat new cover ‘In The Name Of All Who Suffered And
Died’….It’s very amazing and very sick….i like it very much. Siapakah artist
yang membuat cover art untuk New EP ini dan siapa yang memiliki konsepnya ?
Apakah kalian telah merasa cukup puas dengan hasil tersebut dan Apakah semua
itu sudah cukup mewakili seluruh lirik lagu pada New EP kalian ?
Grausig: Konsep cover Ep oleh Bimo Samyayogi (Undying Music) Art oleh
Timbul Cahyono (Bvll-Art) keseluruhan cover design memuaskan kita semua
hahahahaha............................dan sangat-sangat mewakili dari contains
lagu-lagu yang ada di dalamnya yang begitu Suffered until Died.
Popo :
Kadang-kadang terdengar mudah ketika kita mendengarkan sebuah album
(dalam hal permainan musik). Namun kita juga harus mengetahui, bahwa untuk
mencapai level yang kita inginkan perlu sekali adanya kerja keras sehingga
hasilnya akan lebih baik pula. Seberapa sering kalian melakukan latihan dalam
seminggu?
Grausig:
Jadwal latihan
kami rutin minimal seminggu 2 kali latihan dan jadwal ini diperbanyak ketika
kami dalam penggarapan materi baru.
Popo :
Just a side question… Bagaimana menurut kalian tentang Busuk Webzine (www.busukwebzine666.blogspot.com) ? Di Busuk webzine,
kami mencoba melakukan 2 versi bahasa yaitu Bahasa Inggris dan Bahasa
Indonesia. Dan disamping itu juga Kami berusaha untuk tetap selalu update news.
Grausig: Buzuk Webzine sangatlah busuk dalam arti yang sebenarnya
hahahahaha..............pertama kali buka artikel di Buzuk Webzine sangatlah
terkesan dengan layout it's fuckin sick design, juga pemakaian 2(dua) bahasa
yaitu : Indonesia+Inggris yang memudahkan pembaca di luar (worldwide) dapat
dengan mudah memahami dan mengerti isinya, Up-date news that was "a should
do" for the media kind like Buzuk Webzine. (Ed....thanks for your kind words bro)
Popo :
Seperti yang telah kita ketahui bahwa Indonesia memiliki good reputation
sebagai Negara yang memiliki scene death metal yang sangat kuat. Dan telah
banyak band-band luar negeri yang melakukan tour nya ke Indonesia seperti
Suffocation, Dying Fetus, Napalm Death, Cannibal Corpse, Grave, Disgorge (USA),
Nile dan masih banyak lagi. Bagaimana menurut kalian akan hal ini?
Grausig: Glad to hear that Indonesia was the one has Good Reputation of
Strongest Metal Scene in the World...............ini harus dipertahankan cuma
kesempatan yang sama terhadap band-band metal Indonesia ke luar ke depannya
supaya dapat lebih terdengar di luar sana.
Popo :
Bisa nggak kalian sebutkan beberapa Gears / Equipment dari Grausig ? Apakah
gears tersebut sama dengan yang kalian lakukan pada saat recording dan
show/tours?
Grausig: Gears kami tetap sama yang kami pakai saat recording dan perform
di panggung :
James (Vocals) uses AKG+Shure SM 58 mic
Budi Ridwin (Guitar+Bacing Vocals) uses Dean Guitar with Ibanez
Head Cabinet Amplification+Shure SM 58 for Vocals
Ewin (Bass+Backing Vocals) uses Ibanez Bass with Galien Kruegger
Head Cabinet Amplificaton+Shure SM 58 for Vocals
Denny (Drums) uses Yamaha Double Bass Drums with 12",
13", 14" toms+16" Floor Toms, 14" Pearl Drums Racks,Tama
BlackPanther Snare Drums, All Zildjian"A Custom"cymbals, Axis Pedals
and Triggers
Popo :
Sekarang ini masih ada saja beberapa band-band metal tanah air atau oknum-oknum
yang tidak bertanggung jawab dan mencuri artwork orang lain untuk membuat cover
art pada t-shirt band mereka. Bagaimana menurut kalian dalam mengatasi hal ini?
Menurut saya pribadi….padahal telah banyak artist-artist metal tanah air yang
dapat membuat cover art tersebut….tapi kenapa masih ada saja yang
mencurinya....benar-benar sangat disayangkan hal seperti ini.
Grausig: Kejadian serupa pernah menimpa kami sebelumnya salah satu
design/art dari t-shirt kami pernah dicuri dan dipakai oleh band lain bahkan
band tsb juga sudah lumayan"wellknown"namanya, yang penting
adalah"kesadaran"masing-masing terhadap hak cipta maupun hak pakai
terhadap design yang bersangkutan, apa ga malu juga kan pakai design punya band
lain?????
Popo :
Apakah rencana kedepan dari GRAUSIG? Apakah kalian akan mempersiapkan new full
length album dalam waktu dekat ini atau juga akan melakukan beberapa
show/tours?
Grausig : Ke depannya kita sedang persiapkan materi untuk Full Album yang
akan rilis di awal 2014, Tour juga akan kami jalani setelah rilis di bulan Juni
2013 ini sebagai promo dari Ep"In The Name Of All Who Suffered And
Died"
Popo :
Terima kasih banyak atas waktunya untuk menjawab beberapa pertanyaan singkat
dari Busuk Webzine. Sukses selalu untuk GRAUSIG. Adakah pesan-pesan untuk para
death freaks?
Grausig : Message.....FOR ALL WHO DISBELIEVE ABOUT OUR
EXISTENCE.......................FUCK YOUUUUUUUUU !!!!!!!!!!
(Diwawancarai
oleh Popo of Demons Damn, 25 May 2013)
Untuk kalian yang ingin mengetahui informasi lebih tentang band lawas ini bisa di check link di bawah ini :
http://www.grausig.com
http://www.reverbnation.com/GrausigOfficial
https://www.facebook.com/GrausigOfficial
No comments:
Post a Comment