Tuesday, May 29, 2012

INTERVIEW: Wawancara saya bersama Obet (drums) dan Halim (guitarist) dari CRANIAL INCISORED (Yogyakarta, Indonesia progressive death-metal) (Bahasa Indonesian)


Agung DETRTIVOR, Aryo DEADLY WEAPON, Dimex DETRITIVOR, Adin WARHAMMER, Obit CRANIAL INCISORED, Yogya, 13 Oct 2011

Wawancara saya bersama Obet (drums) dan Halim (guitarist) dari CRANIAL INCISORED (Yogyakarta, Indonesia progressive death-metal)

 Oleh Kieran James (University of Southern Queensland)

Wawancara: 13 October 2011 di Yogyakarta

Komentar Extra diberikan oleh Oki, pemain bass dari DEATH VOMIT.

“Bila ada sepuluh band disini maka disini ada sepuluh genre” – Halim, CRANIAL INCISORED

CRANIAL INCISORED adalah: Obet (drums), Halim (guitar), Mal (bass), dan Didit (vocals).

Translation oleh: Popo (DEMONS DAMN & BUSUK WEBZINE)

Pendahuluan: CRANIAL INCISORED adalah band progressive avant-garde death-metal dari Yogyakarta. Mereka mempunyai reputasi yang kuat dan pengikut yang cukup besar baik di Indonesia maupun di luar negri. Di tahun 2003 album Rebuild: the Interpretation of Irrational Behaviour dinilai 82% dan 77% oleh dua orang peninjau dari Metal-archives.com. Bermain di acara “Bandung Berisik” acara metal terbesar di asia tenggara, disaksikan oleh 20,000 orang. Wawancara dimulai hanya dengan Obet dan Halim bergabung bersama kami ditengah-tengah wawancara. Halim adalah pria yang pandai dan bijaksana dan dia menerangkan dengan jawaban yang sangat rinci. Saya senang bisa mewawancarai Halim dan Obet di Yogya pada 13 October 2011. komentar Extra diberikan oleh Oki, pemain bass dari DEATH VOMIT.

Agung, Dimex, Obet, Halim (CRANIAL), Kieran
Kieran James: Hi Obet, bisakah kamu ceritakan tentang sejarah band?

Obet: saya bergabung dengan band sekitar lima tahun lalu, 2006. saya tau bahwa Cranial terlahir pada tahun 1998. saya adalah drummer ke tiga. Drummer pertama adalah Fadly, drummer kedua Roy [Agus] dari Death Vomit, [dan] saya yang ke tiga. Saya bergabung dengan band. sebenarnya [sebelumnya] saya adalah penggemar dan pendengar.

KJ: jenis musik apa yang kamu mainkan?

Obet: di satu lagu saya mengisi materi ... [lalu] chaotic math, math metal; contohnya seperti Dillinger Escape Plan [USA]. Seperti juga band Naked City [USA].

KJ: apa yang mempengaruhi kamu dalam musik?

Obet: setiap pemain mempuanyai pengaruh yang berbeda-beda. Saya sendiri mendengarkan banyak jenis musik tidak hanya death-metal – jazz, rock, [dan] progressive [KJ: Obet bekerja sebagai pengajar drum.]

KJ: berapa album yang dimiliki oleh band?

Obet: dua. Saya bermain di album kedua. [KJ: kedua album mereka adalah Rebuild: the Interpretation of Irrational Behaviour tahun 2003 dan Lipan’s Kinetic tahun 2009.]

KJ: dikota mana saja kamu pernah bermain?

Obet: Jakarta, Bandung, Jawa Timur, Bali, Jawa Tengah. Sebenarnya musik band saya tidak terlalu death-metal.

[pada saat itu halim tiba dan bergabung dalam wawancara tapi sayangnya tempat makannya sudah tidak bisa melayani pemesanan makanan]

Halim: kita memulai sekitar tahun 1998-99. dengan personil asli yang bertahan [lanjut] hingga sekarang hanya saya saja. Saat terbentuk kita memainkan, old-school death-metal. Kita memainkan Cannibal Corpse versi kita di studio [semua tersenyum termasuk Oki dari DEATH VOMIT yang berada dan melihat disini ]. Kami berubah di tahun 2000. kami mendapat banyak pengaruh lain seperti jazz, math music [dan] noise. Kita membuat album pertama kita di tahun 2003. itu adalah pertama kalinya kita memperkenalkan gaya baru kami kepada publik. Ini mungkin pertama kalinya musik seperti [jenis] ini dimainkan di Indonesia. Orang lain mungkin telah mulai berexperimen tetapi belum ada yang mengeluarkan album dengan jenis seperti ini. Kami memakai drummer ini [Halim menepuk bahunya Obet] tahun 2006 dan kami membuat album kedua kami pada tahun 2008. kami mengeluarkan album ini pada tahun 2009. setelah mengeluarkannya di tahun 2009 kita mendapatkan penghargaan untuk album Death Metal terbaik pada tahun 2010 dari majalah Trax. Judul albumnya Lipan’s Kinetic.

Kita mendapatkan perubahan lain setelah album ini. Kita selalu berkembang dari satu style ke style lainnya, kita mempunyai banyak unsur jazz, banyak unsur math, [dan] ini lebih sulit [dan] tidak terduga. Ketika kita mengeluarkan album pertama orang-orang masih heran pada jenis ini, tapi pada album kedua, kita mengalami kejenuhan dan mematahkan semua batasan kedalam style kita. Orang-orang berpikir beberapa aspek tidak sesuai dengan death-metal tapi kami memasukannya dalam musik kami.

KJ: Oki, apa pendapat kamu tentang band ini?

Oki DEATH VOMIT: menurut saya ini band bagus; dan ini band lama juga. Mereka adalah band pertama di Indo dengan jenis seperti ini.

KJ: apa rencana yang kamu punya untuk kedepannya?

Halim: Lebih berkembang. Kita tidak tahu style apa yang akan kami kerjakan. Kita tumbuh, kita berkembang, kita lewati batas, [dan] kita tidak tau kemana kita akan pergi...

KJ: sekarang untuk pertanyaan yang menurut semua orang di band yang lain adalah pertanyaan yang sulit: mengapa kamu berpikir kalau sekarang death-metal sangat terkenal di Indonesia?

Halim: saya rasa mungkin karena pengaruh yang masuk dari Heavy Metal America [KJ: band-band pada zaman 1990an seperti Pantera, Biohazard, dan Machine Head dan kemudian Unearth, Shadows Fall dan Lamb of God] membuat orang-orang muda menyukai band-band baru dan mengubah kepopuleran [mengambil tempat] dari old-school ke new- school. Banyak orang-rang muda sekarang yang hanya menyukainya sementara saja. Kita tidak tau apakah mereka akan menyukai ini [lebih dari] sementara. Media besar membantu kami menjadi terkenal – banyak band-band baru, banyak style-style baru.

KJ: jika seseorang berkata, “kamu orang Indonesian mengapa kamu memainkan musik barat”, apa yang akan kamu katakan pada mereka?

Halim: musik ini sangat universal. Kita memainkan beberapa musik barat tapi kita gabungkan dengan style-style baru yang lain. Kami mengambil banyak style dan menggunakannya dengan banyak style baru.

KJ: hal bagus apa yang ada di scene Yogya?

Halim: satu kata: “berbeda”.

KJ: “berbeda” dalam arti kata yang sebenarnya atau “berbeda” dari scene yang lain?

Halim: berbeda dalam arti kata yang sebenarnya dan berbeda dari scene kota-kota lain, tidak hanya dalam death-metal tapi dalam budaya dan seni. Ini seperti kekayaan tapi ini harus ditemukan. Banyak musisi disini mempertunjukan jenis yang berbeda dari seni tapi mereka tidak terkenal di Negara lain. Bila ada sepuluh band disini maka akan ada sepuluh genre.

KJ: apa disini ada masalah dalam memainkan death-metal?

Halim: tidak karena kita bermain untuk bersenang-senang.

KJ: pekerjaan lain apa yang kamu punya?

Halim: Design graphis.

KJ: kontribusi apa dari DEATH VOMIT untuk scene disini?

Halim: kontribusi yang sangat besar yang saya pelajari dari mereka. Saya sendiri belajar dari Sofyan [guitar/ vocals dari DEATH VOMIT] untuk berhubungan dengan  metalhead diluar sana, korespondensi (surat-menyurat) dengan band-band lain di Negara lain, bagaimana untuk mendapatkan wawancara dari majalah, sesuatu seperti itu. Membuat saya ketagihan untuk melakukannya. Ketika saya mengirimkan demo dan seseorang yang tidak saya kenal memberikan komentarnya itu sangat berharga. Terasa sangat berbeda jika mereka mengetahui saya. Hal itu membuat saya ketagihan untuk menghubungi dan saling mengenal satu sama lain.

Obet: saya setuju dengan itu.

KJ: bercerita tentang apa lirik yang kamu buat?

Halim: fiksi ilmiah, pisikologi, masa depan, tidak ada tentang gore. Lirik-lirik ditulis oleh vokalis. Dia bertanya apa yang kita inginkan untuk dimasukan dalam lirik. Saya menyarankan kepadanya sesuatu dari film. Dia yang mengerjakan ditailnya.

KJ: kamu tidak suka menulis tentang lirik gore?

Halim: tidak, tidak [tersenyum].

KJ: apa rencana untuk kedepannya?

Halim: kita berencana tur Asia Tenggara dan mengerjakan album baru.

KJ: apa yang telah kamu mulai untuk album baru?

Halim: Tiga. Lagu terakhir masih dalam proses di studio, belum siap dimainkan.

KJ: perubahan apa yang ada dalam album baru?

Halim: seperti Meshuggah [Sweden], tempo, dibuat lebih seperti math.

KJ: ini hampir sama seperti pertanyaan sebelumnya tentang death-metal di Indonesia tapi kali ini lebih pribadi. Kenapa kamu suka memainkan death-metal?

Halim: itu akan memacu adrenalin. Ketika saya melakukannya saya akan mendapatkan banyak karakter untuk pendewasaan, untuk mengembangkan skill saya, [dan] menambah pengetahuan. Itu sebabnya mengapa saya mengembangkan pengaruh, untuk pendewasaan.

KJ: terakhir, ada pesan untuk penggemar?

Halim: musik adalah kegembiraan dan karena itu kita masih memainkan apa yang kita mainkan sekarang dan esok.

KJ: apakah kamu berharap untuk bermain dalam Hellnation Festival 17 October nanti?

Halim: Ya. Itu adalah hari jadi kita jadi seperti pesta untuk kita.

KJ: kamu bermain untuk band lain?

Halim: bassist kita bermain di DEVOURED.

JOGJA CORPSE GRINDER COMMUNITY - YOU GUYS RULE
KJ: apakah kamu suka bila ada band lain bergabung denganmu di panggung seperti Bob Rock dari BLEEDING CORPSE kadang bersama dengan TURBIDITY dipanggung?

Halim: saya menyukainya tapi kita tidak punya persiapan untuk itu [tertawa].

Halim: kita bermain sekali pada festival jazz disini. Festival yang diselenggarakan dua hari dan kita adalah band metal satu-satunya yang main diacara itu. Pengalamannya adalah [saat] orang-orang terkejut. Mereka memberikan kami tepukan yang sangat ramai setelah mereka terkejut. Banyak orang tua disana.

Cynic [USA] adalah pengaruh besar, Gorguts [Canada] mungkin, the Obscura [1998] album yeah. Juga Cephalic Carnage [USA], mereka menggunakan banyak gaya jazz, dan Dillinger Escape Plan, dan Meshuggah.

KJ: adakah band lain di Yogya yang menggunakan gaya ini?

Halim: Tidak.

[wawancara telah berakhir disini pada pukul 00.30 dan saya punya jadwal kereta yang sangat pagi untuk meninggalkan Yogya. Seperti Halim yang ingin menceritakan banyak hal! Sayapun akan kembali untuk mewawancarai CRANIAL INCISORED dan band death Yogya lainnya dilain waktu.]

No comments:

Post a Comment