GOOD TIMES IN BANDUNG: Glenn (BLOODGUSH & DISMEMBERMENT TORTURE), Yuli (JASAD), and Kieran James (BUSUK), Turbidity show, 9 October 2011 |
Kieran James: Hai Glenn. Senang bertemu lagi dengan Anda. Ceritakan tentang bagaimana Anda terlibat dalam musik death-metal?
Glenn Bloodgush: Di SMA, sejak teman saya memberikan sebuah CD metal, kemudian saya tertarik. Setelah itu saya mulai membeli beberapa CD dan t-shirt. Saya memulai bermain band ketika masuk universitas, ketika saya bertemu dengan beberapa teman yang memiliki minat yang sama di musik metal. Kami menciptakan band di tahun 2004, yaitu Bloodgush.
KJ: Berapa usia Anda ketika itu?
Glenn: Usia 19 tahun. Saya dulunya menjadi vocal dan bass. Setelah formasi pertama terbentuk, kami mengganti band nya. Kami sempat berhenti bermain dan kemudian mulai aktif bermain lagi di tahun 2009. Di tahun 2009, Bloodgush membentuk formasi baru lagi. Saya hanya bermain di vocal saat ini. Para personil yang lain semuanya pendatang baru, saya yang tertua. Yang lainnya masih SMA.
KJ: Mengapa Anda menyukai bermain musik death-metal?
Glenn: Saya dulunya tertarik bermain musik punk. Di SMA, saya bermain di band punk sebagai vokalis juga. Death-metal sangat brutal sekali, saya suka musiknya. Saya suka semua jenis music. Saya juga menyukai music pop, sugars, akustik, dangdut tradisional.
KJ: Bagaimana perkembangan album Bloodgush yang pertama?
Glenn: Tahun depan, bulan Februari 2012 untuk albumnya. Saya menulis lagu-lagunya. Hanya satu lagu saja yang dapat Anda dengarkan saat ini, yaitu single “Flesh Devour of Human Decapitation.”
KJ: Hal-hal mengenai apa saja yang Anda tulis di liriknya?
Glenn: Saya menulis tentang kebrutalan, mutilasi, pengorbanan, seksual, dan anti agama.
KJ: Apa saja cita-cita Anda untuk band ini?
Glenn: Cita-cita saya membuat sebuah album dan membuat tur keliling Eropa, dan semua negara di dunia. Semoga (tertawa*)
KJ: Siapa saja yang mempengaruhi Anda dalam bermusik?
Glenn: Jasad, Bleeding Corpse, Disinfected (semuanya Bandung death-metal), dan di luar negeri, Gorgasm [USA], dan Disavowed [Belanda]. [Lihat halaman Gorgasm dan Disavowed di Metal-archives.com].
KJ: Anda telah bermain di festival atau pertunjukkan terbesar apa sejauh ini?
Glenn: Pertunjukkan terbesar di Bandung Death Fest 4 di tahun 2009, ada sekitar 30,000 lebih penonton.
KJ: Bagaimana perasaan Anda saat itu?
Glenn: Perasaan saya amat sangat senang (tertawa*)
Popo Demons Damn: Mereka (Bloodgush) bermain dengan amat sangat bagus sekali. Demon’s Damn bermain di panggung yang sama di Bandung Death Fest 4.
Glenn: Saya mendapat kecelakaan motor setelah Bandung Death Fest 4, hingga saya sempat hilang ingatan selama dua hari, saya sangat takut. Kecelakaan terjadi ketika saya hendak pulang ke rumah setelah pertunjukkan selesai. Pada saat itu saya sadar, tidak merokok dan tidak minum. Tapi sekarang saya minum dan merokok.
Popo: Saya tidak tahu apa yang membuatnya berubah (tertawa*). Dia ingin mengganti image diri, tapi yang jelas bukan soal cewek.
KJ: Ceritakan lagi mengenai scene Bandung death-metal.
Glenn: Bandung death-metal adalah scene death-metal terbesar di Indonesia…dan di dunia (semuanya tertawa*). Kini di Bandung, remaja SMP bermain death-metal dan anak-anak SD akan mengetahui music death-metal. Kebanyakan orang menyukai death-metal di Bandung. Perbandingannya lebih besar dibandingkan kota-kota lain. Bandung memiliki slogan “Kota Bunga”, kami dapat mengubahnya menjadi “Bandung Death Metal City”.
KJ: Bagaimana pendapat Anda mengenai band-band di Bandung?
Glenn: Mereka bermain beragam gaya music yang sangat bagus, serta mereka memiliki penampilan dan lirik lagu yang bagus pula. Saya rasa bagus jika Jasad dan Bleeding Corpse membantu mempromosikan band-band baru ketika mereka bermain di kota-kota lain. Kami harus membuat beberapa album untuk dipromosikan.
KJ: Apa saja kendala-kendala dalam bermain death-metal music di Bandung?
Glenn: Tidak semua orang di sini tertarik dengan death-metal, ataupun gayanya.
KJ: Bagaimana pendapat orang tua Anda mengenai Anda yang bermain music death-metal?
Glenn: Orang tua mendukung saya. Terkadang ayah saya mendengarkan lagu-lagu saya dan ingin melihat saya ketika saya bermain.
Popo: Banyak orang tua di sini ingin melihat anak-anak mereka bermain di sebuah pertunjukkan.
Glenn: Dan mereka ingin mencoba head-bangs (tertawa*)
KJ: Saya melihat beberapa gadis-gadis muda di sini juga tertarik dengan death-metal.
Glenn: Banyak sekali gadis-gadis muda di sini yang makin banyak tertarik untuk menjadi pacar-pacar para vokalisnya.
Popo: Tapi mereka takut berada di dekat Bobby (Bobby Rock, vokalis Bleeding Corpse dan pacarnya Popo) karena mereka takut pada saya (tertawa*). Di metal underground Indonesia, gadis-gadis cantik hanya ingin menjadi pacar anggota band. Mereka hanya oknum saja. Kelihatannya mereka mengerti musiknya, tapi jika saya menanyai mereka tentang musiknya, atau mengenai para anggota band nya, mereka tidak mengerti.
Glenn: Mereka hanya pendengar saja.
Popo: Anak-anak merasa senang jika banyak cewek cantik, tapi beberapa orang juga berpendapat kalau gadis-gadis tersebut terlalu mengganggu.
KJ: Apakah Anda ingin bereksperimen dalam bermusik?
Glenn: Ya.
Popo: Glenn dapat menyayikan suara black-metal. [KJ: Seperti Oki, bassist band Death Vomit Yogyakarta].
Glenn: Saya tertarik untuk membuat beberapa project band black-metal.
KJ: Baiklah, terima kasih atas kesempatan wawancaranya. Terima kasih Glenn dan Popo.
Glenn: Terima kasih, contact
KJ: Contact
[Bahasa Indonesian translation oleh Ruth Setiawati Wianto]
No comments:
Post a Comment